Fakta Sejarah dari Pantai Caruban Lasem
Pantai wisata Caruban adalah salah satu obyek wisata di Kecamatan Lasem Rembang. Tepatnya pantai ini terletak di desa Gedong Mulya sebelah Barat kota Lasem. Boleh dikatakan pantai Caruban masih berada di wilayah dalam Kota Lasem. Sepanjang pantai Caruban tumbuh cemara udang yang memberi suasana teduh sehingga menjadikan pantai ini layak menjadi salah satu pilihan tempat liburan di Lasem.
Pantai Caruban sebenarnya sudah digunakan tempat wisata oleh petinggi Kadipaten Lasem pada abad 15. Adalah Putri Malokhah penguasa Lasem saat itu yang membangun rumah singgah dan taman di pantai ini dimana dulu dikenal dengan nama pesisir Kaeringan. Pada saat itu taman yang dibangun Putri Malokhah sebagai tepat wisata dikenal dengan taman SITARESMI. Sekarang orang menyebut pantai Taman Sitaresmi dengan nama Caruban.
Jejak Sejarah Taman Pantai Sitaresmi/Caruban
Putri Malokhah adalah putri Sunan Ampel. Putri Malokhah menikah dengan Pr. Wiranegara yang saat itu belajar Islam pada Sunan Ampel. Pr. Wiranegara kemudian mewarisi kekuasaan dari sang ayah Pr. Wirabajra sebagai adipati Lasem. Selanjutnya Putri Malokhah memengang kekuasaan menggantikan sang suami Pr. Wiranegara yang meninggal setelah 5 tahun menjabat Bupati Lasem.
Saat memegang keuasaan Putri Malokhah memindahkan pusat pemerintahan Kadipaten Lasem dari Binagun ke Kriyan. Saat dipegang Pr. Wirabajra dan Pr. Wiranegara Pusat pemerintahan Lasem berada di Binagun. Di Kriyan Putri Malokhah memimpin Kadipaten Lasem dibantu Pr. Santikusuma (Pr. Santikusuma adalah saudara sepupu dari Pr. Wiranegara suami Putri Malokhah).
Daerah bekas pemerintahan Lasem yang berada di Binagun oleh Putri Malokhah diserahkan kepada adiknya yaitu Sunan Bonang. Saat itu Sunan Bonang yang menempati Binangun mendapat jabatan sebagai Wali Negara yang mengurus keagamaan (Islam).
Selama memerintah Kadipaten Lasem dengan pusat pemerintahan di Kriyan Putri Malokhah membangun Taman SITARESMI di pantai Kaeringan. Taman ini dibangun dekat candi Samodrawela yaitu candi untuk memuja Sang Hyang Baruna (Dewa Laut). Candi ini menjadi tempat pemujaan yang penting bagi kaum nelayan yang masih beragama Syiwa Budhasaat itu. Pr. Santipuspa yang membantu Putri Malokhah menjalankan pemerintahan Kadipaten Lasem adalah pemeluk Syiwa Budha dan menjabat sebagai Dhang Puhawang yaitu Pejabat Penguasa Laut.
Situs yang masih bisa disaksikan di dekat pantai Caruban adalah komplek makam Putri Malokhah. Didalam komplek makam terdapat makam pokok yaitu makam Putri Malokhah yang dibatasi bangunan cungkup sementara diluar makam pokok adalah makam umum.
Komentar
Posting Komentar